BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Ca.Gaster merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Karsinoma
merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan
sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).
2.2 Etiologi
Secara pasti, penyebab kanker belum diketahui. Berikut faktor-faktor
presdiposisi yang memicu terjadinya kanker :
a.
Bahan-bahan
kimia karsinogenik. Misalnya : bahan pengawet, pewarna, rokok, bahan-bahan
kimia di lingkungan kerja seperti asbestos, benzena, formaldehide.
b.
Penyakit-penyakit
lambung seperti : ulkus lambung kronis, gastritis atrofik, terdapat 2 tipe,
tipe A yaitu diffuse corporeal→ pada anemia pernisiosa, tipe B multifocal →
oleh karena infeksi kronis.
c.
Usia.
Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker.
Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
d.
Faktor
gaya hidup. Diet dan gaya hidup bisa mempengaruhi resiko perkembangan kanker.
Misalnya : makanan berlemak, obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan minum
alkohol meningkatkan resiko perkembangan kanker. Kanker lambung bisa timbul
akibat makanan yang mengandung campuran nitrat dan garam, misal : ikan asin
kering.
e.
Radiasi.
Radiasi bersifat karsinogenik. Misalnya : paparan zat-zat radioaktif dan
debu-debu nuklir dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker.
f.
Infeksi.
Beberapa virus mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya kanker tertentu.
Kanker lambung disebabkan oleh infeksi helicobacter pylori.
g.
Sistem
imun. Penurunan sistem imun meningkatkan resiko kejadian kanker.
h.
Faktor
keturunan. Beberapa kanker mempunyai hubungan yang kuat dengan hubungan
genetik/keturunan.
2.3
Gejala
Pada stadium awal Ca.Gaster, gejalanya tidak jelas dan sering tidak
dihiraukan. Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi
Ca.Gaster tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah
makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung. Penurunan berat
badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau
ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh pendarahan bertahap yang tidak
menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah
yang banyak (hematemesis) atau
mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila Ca.Gaster bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada
dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh.
Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa
menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.
2.4 Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi prekursor kanker yng mungkin yaitu polip,
anemia pernisiosa, prostagastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus
lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita
kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus
lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Ca.Gaster adalah
adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan
ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Tumor
mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di
antrum. Infiltrasi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak
dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi
hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar
untuk membedakan dari polip benigna
X-ray. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfical yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini
jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain
itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari esophagus, pankreas,
kolom transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati,
otak dan lambung.
2.5 Woc Ca Gaster
|
2.6
Manifestasi Klinis
Gejala awal dari Ca.Gaster sering tidak nyata dan sering timbul setelah
proses keganasan sudah mencapai target lanjut, karena kebanyakan tumor ini
dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri pada
perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat
serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa
hilang dengan antasida.Gejala lain meliputi anoreksia,dispepsia,konstipasi
disertai dengan nausea dan terjadi penurunan berat badan. Gejala ditetapkan
oleh bentuk dan lokasi kanker.Tumor polipoid dikardia menyumbat esopagus
menimbulkan muntah-muntah, perut terasa
cepat kenyang bila diisi sedikit makanan.Jika terjadi ulserasi, selain rasa
nyeri bisa timbul perdarahan dengan
gejala hematemesis dan atau melena.Gejala yang ditimbulkan oleh metastasis adalah
perut membesar asites,ikterus obstruktif yang timbul akibat penyumbatan saluran
empedu,ileus obstruktif( Suparman ,1990).
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis Ca Gaster
(Harnawatiaj,2008):
1.
Barium intake dan doule contrast
:sulit membedakan ulkus an Ca
2.
Endoskopi
dan biopsi
Akurasi
: 90 % untuk eksotik, 50 % untuk infiltrating
Lokasi : Ca di semua bagian
Ulkus jinak : di kulvatora minor / prepilorik
3.
USG dengan flexible
endoscopi
4.
CT
Scan
5.
Citologi
cairan lambung
6.
Laparatomi
eksplorasi
2.8 Penatalaksanaan
1.
Endoskopi
Polip lambung
jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi
2.
Pembedahan
Bila carsinoma ditemukan dalam lambung ,pembedahan
biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.Sebagian besar atau semua
lambung dan kelenjar getah bening didekatnya ikut di angkat.
3.
Pengobatan
( obat multiple: flourosil, mitomicin C dan doksorubicin )
bila carsinoma telah menyebar ke luar dari
lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang
harapan hidup
4.
Kemoterapi
dan terapi radiasi
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan
geja .hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada
kaesinoma.Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh
2.9
Konsep Keperawatan Ca Gaster
A.
Pengkajian
1.
Identitas Pasien
Kebanyakan populasi menunjukkan bahwa orang laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena Ca.Gaster daripada perempuan dengan rasio 2 : 1
(Schwarts, 1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari
25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini
hampir tidak pernah ditemukan di negara Amerika Serikat. Malaysia, Chile, Islandia, Jepang merupakan negara-negara dengan angka kejadian Ca.Gaster tertinggi di
dunia.
2.
Riwayat Keperawatan
a.
Keluhan utama
Mual dan nyeri perut
bagian atas.
b.
Riwayat Penyakit
Sekarang
Gejala awal seperti nyeri
pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan
berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan
bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang memburuk atau kronis
nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
c.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit magh.
d.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama,orang yang golongan
darah A.
e.
Keadaan Kesehatan
Lingkungan
Rumah
tinggal px dekat pabrik rokok.
f.
Riwayat Kesehatan
Lainnya
Ada
riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang,
konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi
asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif(
keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.
g.
Riwayat psikososial
Karena
penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien maupun
keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah marah,mudah stress
3.
Pemeriksaan Fisik Dengan Pendekatan Ros
B 1 : Breath
Pada tahap awal tidak
ada masalah. RR meningkat saat nyeri,turun saat perdarahan. Bila terjadi metastase
timbul batuk ,sesak nafas.tirah baring yang lama mengakibatkan penumpukan
sekret.
MK
Pola nafas tidak efektif.
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
B 2 : Blood
Pada perdarahan massif ditemukan
gejala syok, misalnya penurunan tekanan darah,nadi cepat dan kecil. Pada
perdarahan yang sedikit-sedikit akan ditemukan anemia defisiensi
besi.Gejala:hipotensi,takikardi,disritmia( hipovolemi /hypoxemia) ,nadi perifer
lemah.pengisisan kapiler lambat (CRT >3 detik) .Warn a kulit pucat, sianosis
( tergantung jumlah kehilangan darah). Kelembaban kulit/membran mukosa :
berkeringat menunjukkan ststus syok,nyeri akut,respon psikologis).
MK
Perubahan perfusi
jaringan
B 3 : Brain
Jika terjadi syok terjadi
penurunan kesadaran,gelisah,rasa berdenyut pusing/sakit kepala,kelemahan sampai
terjadi koma. Nyeri ( Daerah abdomen ) terjadi sebelum
pembedahan akibat terjadinya ulserasi dan pasca pembedahan Terjadi gangguan
istirahat tidur karena nyeridan respon psikologis.
MK
Gangguan istirahat tidur
Nyeri akut
B.4 : Bladder
Haluaran urin sedikit
menurun
MK
Tidak ada
B 5 : Bowel
Nyeri tekan abdomen,BU
sering hiperaktif selama perdarahan,karakter feses diare,darah warna
gelap,kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,berbusa bau busuk ( steatorea
) .Anoreksia ,mual,muatah , ceguken,nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak
toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.Muntah warna kopi, gelap atau
merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah
MK
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
menurunya asupan makanan dan ganguan penyerapan
B6 : Bone
Kelelahan, kelemahan
fisik, takipnoe/hiperventilasi/takikardi terhadap respon aktifitas. Terjadi diskontinuitas
jaringan pasca pembedahan .
MK
Gangguian aktifitas
berhubungan dengan nyeri akut pasca operasi
Kerusakan Intregitas jaringan
kulit.
4.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa pre operasi
1. Nyeri akut
berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi d pertumbuhan sel-sel kanker
2. Cemas
berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses penyerapan
4. Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan anemia
5. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan anemia dan status nutrisi
6. Gangguan pola
nafas berhubungan dengan proses metastase
Diagnosa post operasi
1.
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
pengaruh anestesi
2.
Nyeri akut
berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
3.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan
4.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan pembedahan
5.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan
kerentanan terhadap tindakan invasif
5. INTERVENSI
Pre operasi
Dx 1: Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya
ulserasi/perforasi b.d pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang setelah
dilakukan asuhan keperawatan
Kriteria hasil
a.
Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
b.
Expresi wajah rikleks
c.
Tidak merintih
d.
Bisa istirahat
e.
Skala nyeri ringan
Intervensi
1. Lakukan
kolaborasi untuk pemberian analgesik
R/ Analgesik efektif
mengatasi nyeri
2. Ajarkan teknik
relaksasi dan distraksi
R/ Teknik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
3. Anjurkan periode
istirahat
R/ Jaringan memerlukan
O2 sedikit selama istirahat karena sedikit energi yang diperlukan,juga sekresi
gastrik lebih sedikit selama istirahat
4. Anjurkan diet porsi
kecil 6 kali sehari sebagai ganti porsi diet besar
R/ Kelebihan masukan
makanan menyebabkan distensi gastrik yang menimbulkan nyeri lambung.
Dx 2 : Cemas berhubungan dengan rencana pembedahan
Tujuan: Kecemasan berkurang
Kriteria hasil:
1.
Menceritakan peningkatan rasa nyaman psikologis dan
fisiologis
2.
menggamgambarkan pola koping yang efektif
3.
Mengidentifikasi respon-respon penanganan diri
4.
Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi
1.
Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
R/ Pasien kooperatif dalam segala tindakan akan
mengurangi kecemasan pasien
2.
Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaan akan ketakutannya
R/ Mengurangi kecemasan.
3.
Akui rasa takut/masalah pasien dan dorong untuk
mengeksprersikannya
R/ Dukung pasien
menerima kenyataan penyakit dan
pengobatan
4.
Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat
pasien tentang diagnostik medik
R/ Memberi informasi
yang perlu untukmemilih informasi yang tepat
Dx 3; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
proses penyerapan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
1. BB naik
2. Hb > 12 gr/dl
3. Alb 3,5 gr/dl
4. Menunjukkan perbaikan nafsu makan
5. mual muntah tidak ada
6. intake makanan meningkat
Intervensi:
1. Berikan diet tinggi kalori protein
R/ Diet TKTP untuk keseimbangan metabolisme
2. Berikan anti emetik yang telah diresepkan
30 menit sebelum makan
R/ Mual menambah anoreksia
3. Hindari makanan yang terlalu pedas atau
asam
R/ Pedas dan asam menimbulkan nyeri pada gastrik
yang dapat mengurangi nafsu makan
4. Kolaborasi pemberian vitamin, mineral, dan
suplemen makanan enteral bila masukan diet < 50 %.
R/ Meningkatkan asupan nutrisi
5. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik nafas
dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu dalam bentuk
merelaksasi dan mengurangi mual.
6. Pantau jumlah makanan yang dikonsumsi,timbang
BB tiap 2 hari dan periksa kimia darah tiap minggu.
R/ Untuk mengevalusi keefektifan terap
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Ca.Gaster
merupakan adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregurel
dengan penonojolan ulserasi sentral yang dalam dan menyerang lumen dengan
lambung. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfisial yang
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler. Penyebab dari
Ca.Gaster masih belum diketahui pasti, akan tetapi sejumlah faktor dihubungkan
dengan penyakit tersebut. Juga dipercaya faktor eksogen dalam lingkungan
seperti bahan kimia karsinogenik, virus onkogenik mungkin mengambil bagian
penting dalam karsinoma lambung. Dampak Ca.Gaster jika tidak ditangani akan
terjadi infeksi. Infeksi terjadi akibat malnutrisi protein, defisiensi gizi
lainnya dan penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah terapi
konvensional
.
3.2 Saran
1.
Bagi mahasiswa semoga
makalah ini dapat membantu kita semua dalam berbagai ilmu pada proses pembelajaran.
2.
Diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
3.
Bagi pembaca semua,
diharapkan mampu menambah wawasan kita semua tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan ca gaster
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto,
Petrus. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC
Askandar,
dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: FKUNAIR
Cameron, John L. 1997. Terapi Bedah
Mutakhir, Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Carpenito
Kep, Lynda Jual. 1995. Diagnosa
Keperawatan, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius.
Tambunan, W. Gani. 2000. Patologi
Gastroenterologi. Jakarta: EGC.
Tjokronegoro,
Arjatmo. 2004.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
II. Jakarta: FKUI.
Syamsuhidayat, R dan
Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar