Jumat, 12 Juli 2013

ASKEP CA GASTER



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian
Ca.Gaster merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Karsinoma merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Price, 2001).

2.2  Etiologi
Secara pasti, penyebab kanker belum diketahui. Berikut faktor-faktor presdiposisi yang memicu terjadinya kanker :
a.       Bahan-bahan kimia karsinogenik. Misalnya : bahan pengawet, pewarna, rokok, bahan-bahan kimia di lingkungan kerja seperti asbestos, benzena, formaldehide.
b.      Penyakit-penyakit lambung seperti : ulkus lambung kronis, gastritis atrofik, terdapat 2 tipe, tipe A yaitu diffuse corporeal→ pada anemia pernisiosa, tipe B multifocal → oleh karena infeksi kronis.
c.       Usia. Semakin tua usia seseorang, semakin tinggi dia beresiko terkena kanker. Kemungkinan ini disebabakan oleh penumpukan kerusakan sel-sel.
d.      Faktor gaya hidup. Diet dan gaya hidup bisa mempengaruhi resiko perkembangan kanker. Misalnya : makanan berlemak, obesitas, kurang olahraga, dan kebiasaan minum alkohol meningkatkan resiko perkembangan kanker. Kanker lambung bisa timbul akibat makanan yang mengandung campuran nitrat dan garam, misal : ikan asin kering.
e.       Radiasi. Radiasi bersifat karsinogenik. Misalnya : paparan zat-zat radioaktif dan debu-debu nuklir dapat meningkatkan resiko perkembangan kanker.
f.       Infeksi. Beberapa virus mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya kanker tertentu. Kanker lambung disebabkan oleh infeksi helicobacter pylori.
g.      Sistem imun. Penurunan sistem imun meningkatkan resiko kejadian kanker.
h.      Faktor keturunan. Beberapa kanker mempunyai hubungan yang kuat dengan hubungan genetik/keturunan.


2.3  Gejala
Pada stadium awal Ca.Gaster, gejalanya tidak jelas dan sering tidak dihiraukan. Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi Ca.Gaster tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah lambung. Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh kesulitan makan atau ketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral. Anemia bisa diakibatkan oleh pendarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala lainnya. Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak (hematemesis) atau mengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila Ca.Gaster bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada dinding perut. Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar (metastasis) ke tempat yang jauh. Penyebaran tumor bisa menyebabkan pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas. Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang.

2.4  Patofisiologi
Beberapa faktor dipercaya menjadi prekursor kanker yng mungkin yaitu polip, anemia pernisiosa, prostagastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostik awal. Ca.Gaster adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar ke seluruh lambung, menyebabkan kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan  dari polip benigna X-ray. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfical yang hanya melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walaupun hal ini jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti bagian bawah dari esophagus, pankreas, kolom transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.

2.5  Woc Ca Gaster

Cemas
 




2.6  Manifestasi Klinis
Gejala awal dari Ca.Gaster sering tidak nyata dan sering timbul setelah proses keganasan sudah mencapai target lanjut, karena kebanyakan tumor ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan gangguan fungsi lambung. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.Gejala lain meliputi anoreksia,dispepsia,konstipasi disertai dengan nausea dan terjadi penurunan berat badan. Gejala ditetapkan oleh bentuk dan lokasi kanker.Tumor polipoid dikardia menyumbat esopagus menimbulkan muntah-muntah, perut  terasa cepat kenyang bila diisi sedikit makanan.Jika terjadi ulserasi, selain rasa nyeri  bisa timbul perdarahan dengan gejala hematemesis dan atau melena.Gejala yang ditimbulkan oleh metastasis adalah perut membesar asites,ikterus obstruktif yang timbul akibat penyumbatan saluran empedu,ileus obstruktif( Suparman ,1990).

2.7  Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis Ca Gaster (Harnawatiaj,2008):
1.      Barium intake dan doule contrast :sulit membedakan ulkus an Ca
2.      Endoskopi dan biopsi
Akurasi         : 90 % untuk eksotik, 50 % untuk infiltrating
Lokasi           : Ca di semua bagian
Ulkus jinak    : di kulvatora minor / prepilorik
3.      USG  dengan flexible endoscopi
4.      CT Scan
5.      Citologi cairan lambung
6.      Laparatomi eksplorasi




2.8  Penatalaksanaan
1.      Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi
2.      Pembedahan
Bila carsinoma ditemukan dalam lambung ,pembedahan biasanya dilakukan untuk mencoba menyembuhkannya.Sebagian besar atau semua lambung dan kelenjar getah bening didekatnya ikut di angkat.
3.      Pengobatan ( obat multiple: flourosil, mitomicin C dan doksorubicin )
bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup
4.      Kemoterapi dan terapi radiasi
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan geja .hasil kemoterapi dan terapi penyinaran pada limfoma lebih baik daripada kaesinoma.Mungkin penderita akan bertahan hidup lebih lama bahkan bisa sembuh

2.9  Konsep Keperawatan Ca Gaster
A.    Pengkajian          
1.      Identitas Pasien
Kebanyakan populasi menunjukkan bahwa orang laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena Ca.Gaster daripada perempuan dengan rasio 2 : 1 (Schwarts, 1999. Ca.Gaster lebih sering terjadi pada usia lanjut. Kurang dari 25% kanker tertentu terjadi pada orang dibawah usia 50 tahun.). Penyakit ini hampir tidak pernah ditemukan di negara Amerika   Serikat. Malaysia, Chile, Islandia, Jepang merupakan negara-negara dengan angka kejadian Ca.Gaster tertinggi di dunia.

2.      Riwayat Keperawatan
a.      Keluhan utama
Mual dan nyeri perut bagian atas. 
b.      Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya, bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
c.       Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien  mempunyai riwayat penyakit magh.
d.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit  yang sama,orang yang golongan darah A.
e.       Keadaan Kesehatan Lingkungan
Rumah tinggal px dekat pabrik rokok.
f.       Riwayat Kesehatan Lainnya
Ada riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang, konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif( keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.
g.      Riwayat psikososial
Karena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien maupun keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah marah,mudah stress

3.      Pemeriksaan Fisik Dengan Pendekatan Ros
B 1 : Breath
Pada tahap awal tidak ada masalah. RR meningkat saat nyeri,turun saat perdarahan. Bila terjadi metastase timbul batuk ,sesak nafas.tirah baring yang lama mengakibatkan penumpukan sekret.
MK
Pola nafas tidak efektif.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
B 2 : Blood
Pada perdarahan massif ditemukan gejala syok, misalnya penurunan tekanan darah,nadi cepat dan kecil. Pada perdarahan yang sedikit-sedikit akan ditemukan anemia defisiensi besi.Gejala:hipotensi,takikardi,disritmia( hipovolemi /hypoxemia) ,nadi perifer lemah.pengisisan kapiler lambat (CRT >3 detik) .Warn a kulit pucat, sianosis ( tergantung jumlah kehilangan darah). Kelembaban kulit/membran mukosa : berkeringat menunjukkan ststus syok,nyeri akut,respon psikologis).
MK
Perubahan perfusi jaringan
B 3 : Brain
Jika terjadi syok terjadi penurunan kesadaran,gelisah,rasa berdenyut pusing/sakit kepala,kelemahan sampai terjadi koma. Nyeri ( Daerah abdomen ) terjadi sebelum pembedahan akibat terjadinya ulserasi dan pasca pembedahan Terjadi gangguan istirahat tidur karena nyeridan respon psikologis.
MK
Gangguan istirahat tidur
Nyeri akut
B.4 : Bladder
Haluaran urin sedikit menurun
MK
Tidak ada
B 5 : Bowel
Nyeri tekan abdomen,BU sering hiperaktif selama perdarahan,karakter feses diare,darah warna gelap,kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,berbusa bau busuk ( steatorea ) .Anoreksia ,mual,muatah , ceguken,nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.Muntah warna kopi, gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah
MK
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan menurunya asupan makanan dan ganguan penyerapan
B6 : Bone
Kelelahan, kelemahan fisik, takipnoe/hiperventilasi/takikardi terhadap respon aktifitas. Terjadi diskontinuitas jaringan pasca pembedahan .
MK
Gangguian aktifitas berhubungan dengan nyeri akut pasca operasi
Kerusakan Intregitas jaringan kulit.







4.      Diagnosa  Keperawatan
Diagnosa pre operasi
1.      Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi d pertumbuhan sel-sel kanker
2.      Cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses penyerapan
4.      Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia
5.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan anemia dan status nutrisi
6.      Gangguan pola nafas berhubungan dengan proses metastase
Diagnosa post operasi
1.      Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh anestesi
2.      Nyeri akut  berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan  dengan prosedur  pembedahan
4.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan pembedahan
5.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap tindakan invasif

5.      INTERVENSI
Pre operasi
Dx 1: Nyeri akut berhubungan dengan terjadinya ulserasi/perforasi b.d pertumbuhan sel-sel kanker
Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan asuhan keperawatan
Kriteria hasil
a.       Melaporkan nyeri berkurang atau hilang
b.      Expresi wajah rikleks
c.       Tidak merintih
d.      Bisa istirahat
e.       Skala nyeri ringan
Intervensi
1.      Lakukan kolaborasi untuk pemberian analgesik
R/ Analgesik efektif mengatasi nyeri
2.      Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ Teknik relaksasi  dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
3.      Anjurkan periode istirahat
R/ Jaringan memerlukan O2 sedikit selama istirahat karena sedikit energi yang diperlukan,juga sekresi gastrik lebih sedikit selama istirahat
4.      Anjurkan diet porsi kecil 6 kali sehari sebagai ganti porsi diet besar
R/ Kelebihan masukan makanan menyebabkan distensi gastrik yang menimbulkan nyeri lambung.

Dx 2 : Cemas berhubungan dengan rencana pembedahan
Tujuan: Kecemasan berkurang
Kriteria hasil:
1.      Menceritakan peningkatan rasa nyaman psikologis dan fisiologis
2.      menggamgambarkan pola koping yang efektif
3.      Mengidentifikasi respon-respon penanganan diri
4.      Mendiskusikan kecemasannya
Intervensi
1.      Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
R/  Pasien kooperatif dalam segala tindakan akan mengurangi kecemasan  pasien
2.      Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan akan ketakutannya
R/ Mengurangi kecemasan.
3.      Akui rasa takut/masalah pasien dan dorong untuk mengeksprersikannya
R/ Dukung pasien menerima kenyataan  penyakit dan pengobatan
4.      Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat pasien tentang diagnostik medik
R/ Memberi informasi yang perlu untukmemilih informasi yang tepat
Dx 3; Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan proses penyerapan.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
1.      BB naik
2.      Hb > 12 gr/dl
3.      Alb 3,5 gr/dl
4.      Menunjukkan perbaikan nafsu makan
5.      mual muntah tidak ada
6.      intake makanan meningkat
Intervensi:
1.      Berikan diet tinggi kalori protein
R/ Diet TKTP untuk keseimbangan metabolisme
2.      Berikan anti emetik yang telah diresepkan 30 menit sebelum makan
R/ Mual menambah anoreksia
3.      Hindari makanan yang terlalu pedas atau asam
R/ Pedas dan asam menimbulkan nyeri pada gastrik yang dapat mengurangi nafsu makan
4.      Kolaborasi pemberian vitamin, mineral, dan suplemen makanan enteral bila masukan diet < 50 %.
R/ Meningkatkan asupan nutrisi
5.      Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu dalam bentuk merelaksasi dan mengurangi mual.
6.      Pantau jumlah makanan yang dikonsumsi,timbang BB tiap 2 hari dan periksa kimia darah tiap minggu.
R/ Untuk mengevalusi keefektifan terap



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
          Ca.Gaster merupakan adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregurel dengan penonojolan ulserasi sentral yang dalam dan menyerang lumen dengan lambung. Ca.Gaster mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superfisial yang melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler. Penyebab dari Ca.Gaster masih belum diketahui pasti, akan tetapi sejumlah faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut. Juga dipercaya faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogenik, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. Dampak Ca.Gaster jika tidak ditangani akan terjadi infeksi. Infeksi terjadi akibat malnutrisi protein, defisiensi gizi lainnya dan penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah terapi konvensional
.

3.2  Saran
1.      Bagi mahasiswa semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam berbagai ilmu pada proses pembelajaran.
2.     Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster
3.     Bagi pembaca semua, diharapkan mampu menambah wawasan kita semua          tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan ca gaster






DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC

Askandar, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: FKUNAIR

Cameron, John L. 1997. Terapi Bedah Mutakhir, Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara

Carpenito Kep, Lynda Jual. 1995. Diagnosa Keperawatan, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Tambunan, W. Gani. 2000. Patologi Gastroenterologi. Jakarta: EGC.

Tjokronegoro, Arjatmo. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: FKUI.

Syamsuhidayat, R dan Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar