BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 DEFINISI
Katarak berasal dari bahasa yunani katarrhakies,
Inggris cataract, dan latin cataracta yang berarti air
terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan tertutup
seperti air terjun akibat lensa yang keruh yang terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang
biasanya jernih dan bening berubah menjadi keruh.
Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif
pada lensa atau kapsul lensa.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan), denaturasi protein lensa, atau akibat kedua duanya, biasanya terjadi pada kedua mata dan berjalan
progresif.
1.2
ETIOLOGI
·
Fisik
·
Kimia
·
Usia lanjut
·
Penyakit
predisposisi
·
Genetik dan
Gangguan perkembangan
·
Infeksi
virus dimasa pertumbuhan janin.
1.3 KLASIFIKASI
Katarak dapat diklasifikasikan menurut perkembangan dan menurut
proses degeneratif :
1.
Katarak congenital
Katarak congenital adalah kekeruhan pada lensa
yang timbul pada saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu
bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang menderita rubella, diabetes militus, toksoplasmosis, hipopararatiroidisme,
galaktosemia.Ada pula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma,
keratokonus, ektopia lentis, megalokornea, heterokornea iris.
Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk :arteri
hialoidea yang persisten, katarak Polaris anterior, posterior, katarak
aksialis, katarak zonularis, katarak stelata, katarak totalis,dan katarak
kogenital membranasea.
2.
Katarak Primer
Katarak primer
menurut umur ada tiga golongan yaitu:
a.
Katarak Juvenilis
(umur <20 tahun)
b.
Katarak Presenilis (umur sampai 50 tahun)
c.
Katarak Senilis (umur>50 tahun)
3.
Katarak Senile
Katarak senil adalah semua
kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun.
Katarak
senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu:
a. Katarak Insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu
kekeruhan lensa masih berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur.
Klien mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda pada penglihatan satu
mata. Pada stadium ini, proses degenerasi menyerap cairan sehingga bilik mata
depan memiliki kedalaman normal. Iris dalam posisi biasa disertai kekeruhan
ringan pada lensa. Belum terjadi gangguan tajam penglihatan.
b. Katarak Imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga
lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya myopia dan iris terdorong ke depan
serta bilik mata depan menjadi dangkal. Sudut bilik mata depan dapat tertutup
sehingga mungkin timbul glaucoma sekunder
c. Katarak Matur
Merupakan proses degenerasi lanjut
lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa. Tekanan cairan dalam lensa
sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa
akan normal kembali. Tajam penglihatan sudah menurun dan hanya tinggal proyeksi
sinar positif.
d. Katarak Hipermatur
Pada stadium ini terjadi proses
degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa
tenggelam di dalam korteks lensa. Pada stadium ini, dapat juga terjadi
degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa maupun korteks lensa yang cair
dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Bahan lensa dapat menutup jalan keluar
cairan bilik mata depan sehingga timbul glaucoma fakolitik.
1.4
MANIFESTASI KLINIS
Katarak berkembang secara perlahan
dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara
bertahap. Gangguan penglihatan bisa berupa:
1.
Kesulitan
melihat pada malam hari
2.
Melihat
lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata
3.
Penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada
siang hari).
4.
Sering
berganti kaca mata
5.
Penglihatan
ganda pada salah satu mata.
Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bisa menimbulkan rasa nyeri.
Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang bisa menimbulkan rasa nyeri.
6.
Seperti ada
titik gelap di depan mata.
7.
Sukar
melihat benda yang menyilaukan
8.
Warna manik
mata berubah atau putih
9.
Sukar
mengerjakan pekerjaan sehari-hari
10.
Waktu
membaca penerangan memerlukan sinar lebih terang
11.
Penglihatan
di malam hari lebih kurang
12.
Untuk
sementara jelas melihat dekat.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Pemeriksaan Tajam penglihatan
2. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat ketajaman
penglihatan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan kartu snellen yang merupakan
kartu untuk melihat ketajaman penglihatan seseorang.
3. Pemeriksaan lampu celah (Slit-lamp) Melihat
semua susunan mata bagian depan dengan pembesaran. Dengan alat ini dapat
melihat keadaan kornea, manic mata, selaput hitam, dan lensa
4. Tonometeri
5. Ophtalmuscopi
6. Pemeriksaaan ocular
1.5
PENATALAKSANAAN
Pencegahan utama adalah mengontrol
penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor-faktor yang
mempercepat terbentuknya katarak.
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
Berhenti merokok bisa mengurangi resiko terjadinya katarak
Satu-satunya pengobatan untuk
katarak adalah pembedahan.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.
Beberapa penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.
Pembedahan dilakukan bila tajam
penglihatan sudah menurun sedemikian rupa, sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari atau bila telah menimbulkan
penyulit seperti; glaukoma dan uveitis.
Komplikasi yang mungkin timbul
akibat operasi adalah glaukoma, ablasio retina, perdarahan vitreus, infeksi,
atau pertumbuhan epitel ke kamera okuli anterior.
Jika katarak tidak mengganggu
biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1.
Pengangkatan
lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
a.
Pembedahan ekstrakapsuler
: lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi).
b.
Pembedahan intrakapsuler
: lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler
sudah jarang dilakukan.
2.
Penggantian
lensa
Penderita yang telah menjalani
pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti
lensa yang telah diangkat.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Lensa buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Indikasi
Operasi Katarak :
·
Pada
bayi (<1 tahun), Jika fundus tidak terlihat
·
Pada
usia lanjut:
- Indikasi klinis : jika timbul
komplikasi glaucoma atau uveitis, meskipun visus masih baik untuk bekerja.
Operasi dilakukan setelah keadaan tenang.
- Indikasi fisual : Katarak matur dengan
visus 1/- atau 1/300 dengan catatan LP baik segala arah. Operasi untuk
perbaikan visus.
- Indikasi sosial : Karena pekerjaan.
Perawatan Pasien Pre Operasi Katarak :
a.
Fungsi retina harus baik yang diperiksa dengan tes proyeksi sinar
b.
Tidak
ada oleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitar
c.
Tidak
boleh ada glaukoma. Pada keadaan glaukoma pembuluh darah retina telah
menyesuaikan diri dengan TIO yang tinggi. Jika dilakukan operrasi, pada waktu
kornea dipotong, TIO m enurun, pembuluh darah pecah danmenimbulkan perdarahan
hebat. Juga dapat menyebabkan prolap dari isi bulbus okuli seperti iris, badan
kaca dan lensa.
d.
Periksa
visus
e.
Keadaan
umum harus baik : tidak ada hipertensi, tidak ada diabetes militus ( kadar gula
darah < 150 mg/dl), tidak ada batuk menahun dan penyakit jantung, seperti
dekompensasi kordis.
f.
Anjurkan
pasien mandi dan keramas sebelum operasi, untuk mengurangi resiko infeksi.
g.
Berikan
obat-obat premedikasi, dan cukur buli mata sesuai advis dokter.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah
pembedahan jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi,
mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu
setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari
cedera, penderita sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang
terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
Perawatan Pasca Operasi :
a.
Batasi
pasien untuk melakukan tindakan yang dapat meningkatkan TIO, diantaranya :
batuk, membungkuk, mengejan, bersin, mengangkat benda berat > 7,5 kg, tidur
berbaring disisi yang dioperasi.
b.
Anjurkan
pasien memakai kaca mata pada siang hari dan memakai pelindung mata pada malam
hari
c.
Berikan
obat-obat tetes mata/salep mata sesuai advis dokter.
d.
Observasi
adanya peningkatan TIO yang ditandai dengan : Nyeri hebat, mual, muntah.
e.
Obserrvasi
adanya tanda-tanda infeksi, dan anjurkan pasien untuk tidak menggosok mata
untuk mencgah terjadinya infeksi. Anjurkan paien mencuci tangan sebelum
memberikan salep/obat tetes mata.
f.
Observasi
adanta tanda-tanda perdarahan ruang mata anterior yang ditandai dengan
perubahan pandangan
g.
Observassi
adanya tanda Retinal detachment, yang ditandai dengan tampaknya titik hitam,
peningkatan jumlah floaters atau sinar dan hilangnya sebagian/seluruh lapang
pandang.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1
DATA DASAR PENGKAJIAN
Anamnesis :
1.
Umur :
katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada usia lanjut
2.
Riwayat
trauma : trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak kapsul lensa
3.
Riwayat
pekerjaan : pada pekerja laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia
atau terpapar radioaktif
4.
Riwayat
penyakit/masalah kesehatan yang ada : beberapa jenis katarak kolmplikata
terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik
5.
Riwayat
penggunaan obat-obatan
Pemeriksaan Fisik :
1.
Klien
mengeluh penurunan pandangan bertahap dan tidaknyeri
2.
Pandangan
kabur, berkabut, atau pandangan ganda
3.
Klien juga
melaporkan melihat halo disekitar sinar lampu saat berkendaraan pada malam
hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan untuk membaca,
seringmemerlukan perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta
penurunan pandangan pada cuaca cerah. Klieen juga memberikan keluhan bahwa
warna menjadi kabur atau tampak kekuningan atau kecoklatan.
4.
Katarak
hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler dan kemerahan pada mata
5.
Terjadi penurunan
visus secara signifikan
6.
Pupil
tampak putih susu.
Pemeriksaan Penunjang :
1.
Visus
(snellen chart, finger, rangsang cahaya)
2.
Pemeriksaan
dengan slit lamp
3.
Tonometeri
4.
Ophtalmuscopi
5.
Pemeriksaaan
ocular
2.2
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan (Pre Op/ Pre
Ekstraksi katarak)
1.
Gangguan
sensori perseptual; penglihatan yang
berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/status organ indra
2.
Takut /
cemas yang berhubungan dengan penurunan penglihatan, jadwal operasi,
ketidakmampuan mengembalikan penglihatan
3.
Resiko
tinggi terhadap cidera yang berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indra
4.
Kurang
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan yang berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi
5.
Isolasi
social yang berhubungan dengan penurunan penglihatan, takut cedera, penurunan
kemampuan untuk bersosialisasi didalam masyarakat
Diagnosa
Keperawatan (Post Op/ Post Ekstraksi Katarak)
1.
Resiko
tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan prosedur invasif (bedah
pengangkatan katarak)
2.
Resiko
tinggi terhadap cidera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokuler
perdarahan dalam mata, kehilangan vitrius
3.
Gangguan
rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan tindakan pembedahan
4.
Gangguan
pengelolaan (perawatan diri) yang berhubungan dengan pembatasan aktivitas
karena operasi
2.3
INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Diagnosa Keperawatan : gangguan sensori perseptual; penglihatan yang berhubungan dengan gangguan penerimaan
sensori/status organ indra
Tujuan
:
a.
meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
b.
klien mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
c.
klien dapat mengidentifikasi
potensial bahaya dalam lingkungan
Intervensi
:
a.
Tentukan ketajaman penglihatan, catat keterlibatan mata
R/
kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat dan progresif
b.
Orientasikan klien terhadap lingkungan sekitar
R/
memberikan peningkatan keamanan menurunkan cemas dan disorientasi
c.
Pertahankan pagar tempat tidur
R/ menurunkan resiko jatuh jika klien bingung/tak kenal ukuran tempat
tidur
d.
Dorong orang terdekat untuk tingal dengan klien
R/ memberikan rangsang tepat terhadap isolasi
dan menurunkan bingung
e.
Anjurkan menggunakan kacamata hitam bila keluar ruangan pada siang hari
R/ paparan sinar ultra violet dapat mempercepat
terbentuknya katarak
f.
Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana
dapat terjadi bila menggunakan tetes mata
R/ ganguan penglihatan /iritasi dapat berakhir 1 – 2 jam setelah
tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. Catatan iritasi
local harus dilaporkan ke dokter.
g.
Ingatkan klien untuk menggunakan kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan perifer hilang, dan buta titik
mungkin ada
R/ perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan
bingung/meningkatkan risiko cidera sampai klien belajar untuk
mengkompensasi
2.
Diagnosa Keperawatan : resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan
dengan prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak)
Tujuan
:
meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen,
eritema, demam
Intervensi
:
a.
Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum
menyentuh/mengobati mata.
R/ menurunkan jumlah bakteri pada mata, mencegah kontaminasi area
kontaminasi
b.
Gunakan tekhnik yang tepat untuk membersihkan
mata dari dalam ke luar dengan bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan, dan
masukkan lensa kontak bila menggunakan.
R/ tekhnik aseptic menurunkan resiko penyebaran pada tangan, mencegah
kontaminasi area operasi.
c.
Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk
mata yang dioperasi
R/ mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi
d.
Observasi tanda terjadinya infeksi ex; kemerahan,
kelopak bengkak, drainase purulen.
R/ infeksi mata terjadi 2-3 hari
setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi
e.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi :
1)
antibiotik (topical,
parenteral, atau subkonjungtival)
R/ sediaan topical digunakan secara
profilaksis. Dimana terapi lebih agresif diperlukan bila terjadi infeksi
2)
steroid
R/ digunakan untuk menurunkan
inflamasi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Katarak adalah kekeruhan
pada lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan
pada retina. Katarak merrupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara
bertahap. Katarak sendiri diklasifikasikan berdasar perkembangan (katarak
kogenital) dan menurut proses degeneratif ( katarak primer dan katarak
komplikata).
Tindakan opersi dapat mengembalikan
pandangan kurang lebih 95%. Tanpa pembedahan katarak yang terjadi akan dapat
menyebabkan kehilangan pandangan komplet.
Asuhan keperawatan pada
pasien dengan katarak dilakukan pada saat preoperasi dan pos operasi.
3.2 SARAN
Dengan memahami dasar teori
penyakit katarak diharapkan perawat dapat meningkatkan kemampuannya dalam
merawat pasien dengan katarak. Sehingga dapat memperkecil terjadinya
komplikasi, mempercepat penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Asbury’s,
Vaughan.(2008).General Ophtalmology.USA
: McGrawhill Companies
Gulanick,
Meg.(2003).Nursing Care Plans : Nursing
Diagnosis and Intervention.USA :
Mosby, Inc
Ilyas, Sidharta.(2004).Ilmu Perawatan Mata.Jakarta : CV Sagung
Seto
Istiqomah,
Indriani.(2005).Askep Klien Gangguan Mata.Jakarta
: EGC
Tamsuri,
Anas.(2011).Klien Gangguan Mata dan
Penglihatan.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar