Senin, 04 Februari 2013

ASKEP PANKREATITIS KRONIK



2.4 Konsep Dasar Pankreatitis Kronik
2.4.1 Definisi
Pankreatitis kronik merupakan inflamasi pada pankreas yang ditandai dengan kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas.

1.1.2                                Etiologi
Etiologi  pankreatitis kronik antara lain :
1.        Konsumsi alkohol cukup lama
Konsumsi  alkohol akan mengakibatkan hipersekresi protein pada sekret pankreas. Kondisi ini akan memicu pembentukan sumbatan protein dan batu dalam duktus pangkreatikus. Konsumsi alkohol juga akan mengakibatkan iritasi pada pangkreas sehingga sel-sel pangkreas dapat mengalami kerusakan.
2.        Malnutrisi
Kekurangan energi, protein dan lemak yang lama akan mengakibatkan destruksi pada sel-sel pankreas. Sekret yang ada pada pangkreas yang semestinya berperan pada pencernaan secara kimiawi pada makanan justru dapat mengiritasi pankreas karena justru dapat mengiritasi pankreas karena minimnya bahan makanan.

1.1.3                                Patofisiologi
Konsumsi alkohol yang terlalu lama akan berakibat pada destruksi sel pangkreas dan terbentuknya sumbatan protein. Destruksi akibat alkohol akan mengakibatkan perlukaan pada pangkreas akan diganti dengan jaringan ikat. Pembentukan jaringan ikat akan menaikan tekanan dalam pangkreas. Baik pembentukan jaringan ikat maupun sumbatan protein akan mengakibatkan obstruksi mekanik pada duktus pangkreatikus, koleduktus dan duodenum. Kondisi ini akan diperparah dengan atropi dari epitel duktus, inflamasi sebagai dampak iritasi pada sekresi pangkreas.
Obstruksi pangkreas akan berakibat distensi pada pangkreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Kerusakan yang terjadi pada pangkreas secara sistematik dapat meningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Selain itu penurunan sekresi pangkreas  akibat rusaknya sel juga akan berdampak pada penurunan atau gangguan absorbsi makanan. Kondisi mual, anoreksia, gangguan absorbsi makanan akan mengakibatkan penderita mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penurunan sekresi pangkreas akan berdampak pada tidak tercenanya protein dan lemak dengan baik. Feses akan banyak mengandung unsur lemak sehingga berakibat timbulnya buih, bau busuk pada feses dan frekwensi defekasi yang meningkat.

1.1.4        Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang muncul pada pasien pankretitis adalah:
1.      Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung,.Type nyari ada yang terasa hebat ada yang terasa tumpul dan bandel.
2.      Penurunan berat badan. Terjadi penurunan berat badan diakibatkan penurunan asupan nutrisi karena penderita mengalami anoreksia.
3.      Anoreksia.
4.      Feses berbuih dan berbau busuk (steatore). Feses yang berbuih, berbau busuk dengan frekwensi yang meningkat karena banyaknya timbunan lemak.

1.1.5                                Diagnostik dan data penunjang.
Pemeriksaan yang dapat menegakkan pankreatitis kronik antara lain:
1.      ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopankreatography).
2.      USG
3.      Test Glukosa darah dan toleransi glukosa.

1.1.6                      Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dianjurkan pada penderita pankreatitis kronik antara lain:
·         Menghindarkan pasien dari konsumsi alcohol. Tindakan ini untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut pada pancreas dan timbulnya serangan pankreatitis.
·         Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet dan minuman yang merangsang sekresi gaster dan pancreas seperti makanan pedas, minuman bersoda, minuman berkafein.
1.1.6.1  Terapi obat-obatan antara lain:
o   Obat-obatan analgetik nonopium (seperti tramadol) yang digunakan untuk mengurangi nyeri abdomen. Tindakan ini sangat perlu dikombinasi dengan pencegahan pasien mengkonsumsi alcohol.
o   Pengganti enzim pancreas (tripsin dan lipase). Enzi mini membantu proses metabolisme protein dan lemak sehingga hasil akhir buangan (feses) diharapkan tidak banyak mengandung lemak, buih dan berbau busuk lagi.
o   Pemberian insulin bagi penderita yang ditemukan nilai kadar gula darahnya tinggi (>150mg/dl).

Tindakan pembedahan.
Tindakan pembedahan pada pankreatitis kronik bertujuan untuk:
Mengurangi nyeri abdomen.
o   Nyeri pada pancreatitis kronik dapat diakibatkan oleh obstruksi duktus pankreatikus yang mengakibatkan hasil sekresi mengalami penumpukkan di lumen duktus sehingga berdampak pada peningkatan tekanan intra lumen duktus. Dengan pembedahan penumpukkan hasil sekresi pankreas dapat dikurangi sehingga rasa nyeri abdomen diharapkan dapat berkurang.
o   Memperbaiki drainase pankreas. Akibat obstruksi (seperti di item atas) maka hasil kalenjar pancreas tidak dapat disalurkan ke jejunum. Dengan pembedahan diharapkan aliran hasil sekresi itu dapat berjalan dengan baik.
o   Mengurangi frekwensi serangan pankreas. Meskipun pembedahan tidak dapat 100% menghilangkan kelainan pada pancreatitis kronik  setidaknya frekwensi serangan yang diakibatkan oleh obstruksi dan iritasi dari hasil sekresi akan dapat dikurangi frewkensinya.

Adapun tindakan pembedahan pada pasien pancreatitis kronik antara lain:
·         Pankreatikojejunustomi. Tindakan pembedahan ini adalah dengan membuat sambungan antra duktus penkreatikus dengan jejunum, sehingga hasil sekresi yang tadinya terhambat penyalurannya dapat teratasi. Tindakan ini dapat mengurangi nyeri selama kurang lebih 3 bulan.
·         Perbaikan spinter ampulla Vater. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat sekresi pada pankreas.
·         Drainase internal yaitu dengan mengalirkan sekresi pankreas ke lambung.
·         Pengangkatan pankreas. Tindakan ini akan berdampak pada hilangnya sekresi pancreas sehingga penderita mungkin sangat tergantung dengan enzim atau hormone dari luar.
·         Ototransplantasi atau implantasi sel-sel pulau Langerhans yang berasal dari sel diri pasien sendiri.

1.1.7                                Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada penderita pankreatitias adalah:
1.          Kista pankreas. Kista dapat terjadi karena terkumpulnya cairan disekeliling pankreas akibat nekrosis pankreas.
2.          Diabetes Milletus. Nekrosis pada pankreas juga dapat mengenai sel-sel pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi penurunan produksi insulin.
 

1.1.8                                Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas.
Umumnya manusia mengalami perubahan fisologi secara drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Akan tetapi kasus pancreatitis kronik tidak banyak dikaitkan umur tetapi lebih banyak dikaitkan kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan penderita malnutrisi.
Pendidikan dan Pekerjaan.
Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. Cenderung untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum minuman yang banyak mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress psikologinya. Oleh karena itu penyakit ini biasanya banyak dialami oleh anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan gaji lembur yang tinggi dan pekerja dengan nilai agama yang rendah.
Keluhan utama.
Penderita biasanya datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen sampai tenbus ke punggung, terutama pada daerah epigastrik. Nyeri ini biasa terasa sangat hebat atau nyeri tumpul yang membandel.
Riwayat penyakit
Riwayat perjalanan penyakit ini biasanya mulai dari rasa tidak enak di perut, rasa perih sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa perih itu kemudian berubah secara progresif menjadi rasa terbakar dan sakit yang hebat pada abdomen terutama epigastrik.
Riwayat kesehatan dahulu.
Riwayat terbanyak penderita adalah pecandu alcohol dan malnutrisi.
Riwayat kesehatan keluarga.
Pemeriksaan fisik.
a.       B1
Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).
b.      B2
Hipotensi dan anemia (jika terjadi perdarahan).
c.       B3
Tak ada Kelainan.
d.      B4
Oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN meningkat (GGA).
e.       B5
Mual dan muntah, feses berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan peristaltik, nyeri abdomen yang hebat, nyeri tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung, nyeri khas pada midepigastrium (ulu hati), distensi abdomen.
f.       B6
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilikus

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien pankreatitis kronik antara lain :
1.        Nyeri akut berhubungan dengan distensi pankreas.
2.        Perubahan pola eliminasi buang air besar berhubungan dengan penurunan pencernaan lemak.
3.        Hipertermia berhubungan dengan respon sistemik peradangan pankreas.
4.        Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar