2.4
Konsep Dasar Pankreatitis Kronik
2.4.1
Definisi
Pankreatitis kronik merupakan
inflamasi pada pankreas yang ditandai dengan kehancuran anatomis dan fungsional
yang progresif pada pankreas.
1.1.2
Etiologi
Etiologi pankreatitis kronik antara lain :
1.
Konsumsi alkohol cukup
lama
Konsumsi
alkohol akan mengakibatkan hipersekresi protein pada sekret pankreas.
Kondisi ini akan memicu pembentukan sumbatan protein dan batu dalam duktus
pangkreatikus. Konsumsi alkohol juga akan mengakibatkan iritasi pada pangkreas
sehingga sel-sel pangkreas dapat mengalami kerusakan.
2.
Malnutrisi
Kekurangan energi, protein dan lemak yang lama akan
mengakibatkan destruksi pada sel-sel pankreas. Sekret yang ada pada pangkreas
yang semestinya berperan pada pencernaan secara kimiawi pada makanan justru
dapat mengiritasi pankreas karena justru dapat mengiritasi pankreas karena
minimnya bahan makanan.
1.1.3
Patofisiologi
Konsumsi
alkohol yang terlalu lama akan berakibat pada destruksi sel pangkreas dan
terbentuknya sumbatan
protein. Destruksi akibat alkohol akan mengakibatkan perlukaan pada pangkreas
akan diganti dengan jaringan ikat. Pembentukan jaringan ikat akan menaikan
tekanan dalam pangkreas. Baik pembentukan jaringan ikat maupun sumbatan protein
akan mengakibatkan obstruksi mekanik pada duktus pangkreatikus, koleduktus dan duodenum. Kondisi
ini akan diperparah dengan atropi dari epitel duktus, inflamasi sebagai dampak
iritasi pada sekresi pangkreas.
Obstruksi
pangkreas akan berakibat distensi pada pangkreas yang merangsang reseptor nyeri
yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan
adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Kerusakan
yang terjadi pada pangkreas secara sistematik dapat meningkatkan respon asam
lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan
tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan
ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Selain itu
penurunan sekresi pangkreas akibat
rusaknya sel juga akan berdampak pada penurunan atau gangguan absorbsi makanan.
Kondisi mual, anoreksia, gangguan absorbsi makanan akan mengakibatkan penderita
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penurunan
sekresi pangkreas akan berdampak pada tidak tercenanya protein dan lemak dengan
baik. Feses akan banyak mengandung unsur lemak sehingga berakibat timbulnya
buih, bau busuk pada feses dan frekwensi defekasi yang meningkat.
1.1.4
Manifestasi Klinik
Gejala
klinik yang muncul pada pasien pankretitis adalah:
1. Nyeri
perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung,.Type nyari ada yang
terasa hebat ada yang terasa tumpul dan bandel.
2. Penurunan
berat badan. Terjadi penurunan berat badan diakibatkan penurunan asupan nutrisi
karena penderita mengalami anoreksia.
3. Anoreksia.
4. Feses
berbuih dan berbau busuk (steatore). Feses yang berbuih, berbau busuk
dengan frekwensi yang meningkat karena banyaknya timbunan lemak.
1.1.5
Diagnostik
dan data penunjang.
Pemeriksaan
yang dapat menegakkan pankreatitis kronik antara lain:
1. ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangiopankreatography).
2. USG
3. Test
Glukosa darah dan toleransi glukosa.
1.1.6
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
yang dianjurkan pada penderita pankreatitis kronik antara lain:
·
Menghindarkan pasien
dari konsumsi alcohol. Tindakan ini untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut
pada pancreas dan timbulnya serangan pankreatitis.
·
Menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi diet dan minuman yang merangsang sekresi gaster dan pancreas
seperti makanan pedas, minuman bersoda, minuman berkafein.
1.1.6.1 Terapi
obat-obatan antara lain:
o Obat-obatan
analgetik nonopium (seperti tramadol) yang digunakan untuk mengurangi nyeri
abdomen. Tindakan ini sangat perlu dikombinasi dengan pencegahan pasien
mengkonsumsi alcohol.
o Pengganti
enzim pancreas (tripsin dan lipase). Enzi mini membantu proses metabolisme
protein dan lemak sehingga hasil akhir buangan (feses) diharapkan tidak banyak
mengandung lemak, buih dan berbau busuk lagi.
o Pemberian
insulin bagi penderita yang ditemukan nilai kadar gula darahnya tinggi
(>150mg/dl).
Tindakan
pembedahan.
Tindakan pembedahan pada pankreatitis kronik
bertujuan untuk:
Mengurangi nyeri
abdomen.
o Nyeri
pada pancreatitis kronik dapat diakibatkan oleh obstruksi duktus pankreatikus yang
mengakibatkan hasil sekresi mengalami penumpukkan di lumen duktus sehingga
berdampak pada peningkatan tekanan intra lumen duktus. Dengan pembedahan
penumpukkan hasil sekresi pankreas dapat dikurangi sehingga rasa nyeri abdomen
diharapkan dapat berkurang.
o Memperbaiki
drainase pankreas. Akibat obstruksi (seperti di item atas) maka hasil kalenjar
pancreas tidak dapat disalurkan ke jejunum. Dengan pembedahan diharapkan aliran
hasil sekresi itu dapat berjalan dengan baik.
o Mengurangi
frekwensi serangan pankreas. Meskipun pembedahan tidak dapat 100% menghilangkan
kelainan pada pancreatitis kronik
setidaknya frekwensi serangan yang diakibatkan oleh obstruksi dan
iritasi dari hasil sekresi akan dapat dikurangi frewkensinya.
Adapun tindakan pembedahan pada pasien pancreatitis
kronik antara lain:
·
Pankreatikojejunustomi.
Tindakan pembedahan ini adalah dengan membuat sambungan antra duktus
penkreatikus dengan jejunum, sehingga hasil sekresi yang tadinya terhambat
penyalurannya dapat teratasi. Tindakan ini dapat mengurangi nyeri selama kurang
lebih 3 bulan.
·
Perbaikan spinter
ampulla Vater. Tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat sekresi pada
pankreas.
·
Drainase internal yaitu
dengan mengalirkan sekresi pankreas ke lambung.
·
Pengangkatan pankreas.
Tindakan ini akan berdampak pada hilangnya sekresi pancreas sehingga penderita
mungkin sangat tergantung dengan enzim atau hormone dari luar.
·
Ototransplantasi atau
implantasi sel-sel pulau Langerhans yang berasal dari sel diri pasien sendiri.
1.1.7
Komplikasi
Komplikasi
yang sering muncul pada penderita pankreatitias adalah:
1.
Kista pankreas. Kista
dapat terjadi karena terkumpulnya cairan disekeliling pankreas akibat nekrosis
pankreas.
2.
Diabetes Milletus.
Nekrosis pada pankreas juga dapat mengenai sel-sel pulau Langerhans pankreas
sehingga terjadi penurunan produksi insulin.
1.1.8
Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Identitas.
Umumnya manusia
mengalami perubahan fisologi secara drastic menurun dengan cepat setelah usia
40 tahun. Akan tetapi kasus pancreatitis kronik tidak banyak dikaitkan umur
tetapi lebih banyak dikaitkan kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan penderita
malnutrisi.
Pendidikan
dan Pekerjaan.
Pada orang
dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. Cenderung untuk mengkonsumsi
makanan cepat saji dan minum minuman yang banyak mengandung alcohol sebagai
pelarian untuk mengurangi stress psikologinya. Oleh karena itu penyakit ini
biasanya banyak dialami oleh anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan
gaji lembur yang tinggi dan pekerja dengan nilai agama yang rendah.
Keluhan
utama.
Penderita
biasanya datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas terbakar pada
abdomen sampai tenbus ke punggung, terutama pada daerah epigastrik. Nyeri ini
biasa terasa sangat hebat atau nyeri tumpul yang membandel.
Riwayat
penyakit
Riwayat
perjalanan penyakit ini biasanya mulai dari rasa tidak enak di perut, rasa
perih sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa
perih itu kemudian berubah secara progresif menjadi rasa terbakar dan sakit
yang hebat pada abdomen terutama epigastrik.
Riwayat
kesehatan dahulu.
Riwayat terbanyak penderita adalah pecandu alcohol
dan malnutrisi.
Riwayat kesehatan keluarga.
Pemeriksaan
fisik.
a.
B1
Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).
b. B2
Hipotensi dan anemia (jika terjadi perdarahan).
c. B3
Tak ada Kelainan.
d. B4
Oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN
meningkat (GGA).
e. B5
Mual dan muntah, feses
berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan
peristaltik, nyeri
abdomen yang hebat, nyeri
tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung, nyeri khas pada midepigastrium
(ulu hati), distensi
abdomen.
f. B6
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilikus
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien pankreatitis kronik antara lain :
1.
Nyeri akut berhubungan dengan
distensi pankreas.
2.
Perubahan pola
eliminasi buang air besar berhubungan dengan penurunan pencernaan lemak.
3.
Hipertermia
berhubungan dengan respon sistemik peradangan pankreas.
4.
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar